JENIS-JENIS PRODUKSI
PENDAHULUAN
Pengertian Produksi
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai “menghasilkan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan” Atau bila kita artikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna,disebut “dihasilkan”.Produksi bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi. Pembahasan mengenai nilai, norma, dan etika dalam produksi termasuk kedalam aspek normative yang banyak dikaji oleh para ahli teori social.
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai “menghasilkan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan” Atau bila kita artikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna,disebut “dihasilkan”.Produksi bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi. Pembahasan mengenai nilai, norma, dan etika dalam produksi termasuk kedalam aspek normative yang banyak dikaji oleh para ahli teori social.
1.
Jenis-Jenis Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari
berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses
kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan
jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir,
terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi
terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti
sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi
terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan
baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari,
2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada
faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2)
kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk
melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor
tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi
produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan
sebagai berikut (Yamit, 2002):
1.
produksi terus-menerus (continious)
Proses produksi terus-menerus
adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke
operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya
industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu
output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang
dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
Produsi kontinu adalah
suatu metode proses produksi di mana proses berlangsung secara terus menerus tanpa terhenti.
Proses produksi kontinu adalah kebalikan dari proses produksi partaian.Proses produksi secara
kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi besar.
Contoh industri yang melakukan produksi secara kontinu
adalah industri gelas. Gelas dipanaskan sehingga berbentuk
lunak dan kemudian dialirkan ke mesin pencetak untuk dibentuk. Proses pencairan
dan pencetakan berlangsung secara terus menerus tanpa terhenti. Proses produksi
pada umumnya dihentikan berdasarkan keperluan perawatan dan perbaikan. Secara
rutin (bisa sebulan sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali) proses
produksi dihentikan dan dilakukan perawatan dan pemeriksaan menyeluruh (overhaul)
terhadap alat-alat proses.
Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang
terotomatisasi. Dengan bantuan PLC (Programmable Logic Controller) atau
pengontrol otomatis lain, kesalahan proses produksi akibat kecerobohan manusia
dapat dikurangi sehingga proses produksi dapat berlangsung terus menerus dengan
kondisi yang stabil atau bahkan mendekati tunak (semua keadaan konstan dan
tidak berubah).
Bila dibandingkan dengan proses produksi secara partaian, proses
produksi secara kontinu bersifat lebih efisien karena waktu jeda yang terdapat
pada proses produksi partaian dapat dihindari. Kelemahan yang dimiliki proses
produksi secara kontinu adalah sifat alatnya yang tidak dapat dimodifikasi.
Pada umumnya, satu jalur produksi hanya dapat digunakan untuk memproduksi satu
jenis produk.
2.
Produksi partaian
Produksi partaian,(bahasa Inggris: batch), adalah proses produksi
yang tidak berlangsung secara kontinu atau
sering juga disebut produksi terputus-putus. Proses produksi secara partaian
pada umumnya dilakukan oleh industri proses kimia dengan skala produksi kecil atau
menengah dan industri manufaktur.
Contoh dari
industri yang umumnya melakukan proses produksi secara partaian adalah industri
manufaktur seperti industri sepatu dan
industri proses kimia seperti industri farmasi, tinta, cat, dan perekat.
Pada proses produksi partaian tinta dan cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini
berlangsung dengan memproduksi warna paling muda terlebih dahulu, seperti
misalnya kuning muda, dilanjutkan dengan warna yang lebih tua, seperti misalnya
jingga, kemudian merah dan seterusnya hingga mencapai warna hitam dan proses
produksi diulang lagi. Dengan menggunakan teknik ini, pencucian dan
rekonfigurasi mesin antar partai dapat diminimalkan. Namun demikian, warna
putih (yaitu warna opaque, bukan transparan), adalah satu-satunya warna yang
tidak dapat diproduksi dengan menggunakan teknik ini karena pigmen putih dapat
memengaruhi warna lain.
Bila dibandingkan dengan proses
produksi secara kontinu, proses produksi secara partaian lebih tidak efisien.
Pada setiap akhir proses produksi partaian, peralatan proses harus dihentikan,
dikonfigurasi ulang, dan dilakukan pengecekan terhadap kualitas produk sebelum
partai selanjutnya diproduksi. Hal ini menyebabkan adanya waktu jeda antar
proses produksi.
Namun demikian, proses produksi
secara partaian memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan proses
produksi secara kontinu. Proses produksi secara partaian cocok untuk industri
yang memproduksi produk-produk musiman atau produk yang tuntutan pasarnya sulit
diprediksi. Selain itu, industri yang proses produksinya berlangsung secara
partaian lebih dinamis dibandingkan industri yang proses produksinya
berlangsung secara kontinu. Karena bersifat partaian, satu jalur produksi dapat
digunakan untuk memproduksi berbagai jenis produk. Industri juga dapat
menggunakan proses produksi partaian untuk membuat produk contoh. Jika produk
ternyata tidak sesuai dengan keinginan pasar,
maka produksi dapat dihentikan tanpa kerugian yang besar.
3. PRODUKSI
CAMPURAN
Prodiksi campuran adalah
proses produksi yang merupakan campuran/penggabungan dari proses produksi yang
terus menerus dan proses produksi partaian atau terputus-putus.Penggabungan ini
digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
memanfaatkan kafasitas secara penuh.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar